Keluhan, tangis kesakitan bahkan jeritan keluarga yang ditinggal mati sang sakit menjadi drama yang harus saya simak beberapa hari terakhir. Lebih dari seminggu saya tinggal di rumah sakit, menunggui Irfan yang dalam masa perawatan.
Waktu mencekam, setiap detik saya harus bersiap dengan segala macam kesedihan. Rumah sakit membuat kita merasa dekat dengan akhirat. Itulah salah satu hikmah yang sepertinya membuat Nabi menganjurkan kita menjenguk orang sakit.
Di sisi lain, kesedihan dan kekhawatiran membuat manusia panik dan emosional. Kondisi yang harus dihadapi oleh para dokter dan perawat. Mereka juga manusia dengan banyak keterbatasan, namun seringkali kaluarga pasien berharap jauh lebih dari itu.
Alhamdulillah kami berada di rumah sakit dengan lingkungan bersih, dokter-perawat yang cepat tanggap akan keluhan pasien, gemericik kolam ikan dan wangi tetumbuhan yang seolah menetralisir aroma obat, bakteri dan kematian. Hal2 tersebut bagi saya sangat penting untuk kesembuhan.
Hidup, sehat, sakit dan mati adalah milikNya. Kapan dan bagaimana kita diberi adalah rahasia besar. Sebagai manusia kita berusaha, namun harus diakhiri oleh sikap pasrah (walaupun teramat sulit), maka hidup akan penuh hikmah. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar