Umumnya kita menganggap bahwa tujuan harus dibuat sebelum aktivitas dilakukan. Demikianlah teori-teori mainstream mengajari kita. Anda yang mempelajari metode ilmiah juga akan bersikukuh bahwa tujuan di awal akan membuat sesuatu menjadi jelas dan efektif. Sayangnya realitas tidak menghamparkan kejadian-kejadian yang sederhana seperti dalam teori. Seringkali keputusan-keputusan harus dibuat sebelum kita tahu sebenarnya apa yang terjadi. Yang penting jalan dulu!
Edward De Bono, sang ahli strategi berpikir asal Malta juga memaparkan karakter utama pikiran dan realitas adalah sama, keduanya terjadi tidak secara serial melainkan paralel. Segala sesuatu tidak tersusun secara rapi dan berurutan, tetapi bertumpuk, berpilin, saling merajutkan diri dan terus aktif mirip gerak zigzagnya Robert Brown. Karena itu kemampuan membangun tujuan-tujuan secara paralel akan membuat hidup lebih efektif dan bermakna.
Contohnya ketika anda harus mengantar keluarga pulang, anda dapat menyisipkan berbagai tujuan di dalamnya seperti sekalian membuat suasana jalan-jalan, mengajari anak-anak berbagai pengalaman baru yang kontekstual, menjalin hubungan yang lebih dekat, membuat anda lebih paham karakter dan bakat mereka dan juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Bisa jadi lebih banyak tujuan lagi! Sesungguhnya biasa dan istimewa benar-benar tipis jaraknya. Desain Allah pada alam demikian sempurna, namun ia tidak akan menampakkan diri sampai manusia menyingkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar