Setiap tahun, khususnya di musim kemarau, Indonesia memproduksi asap. Disebabkan oleh hutan dan lahan gambut yang terbakar, atau lebih tepatnya dibakar oleh perusahaan-perusahaan kelapa sawit. Apalagi dengan uang mereka dapat membeli kekuasaan pemerintah daerah untuk mengubah kawasan hutan menjadi kawasan usaha.
Belasan tahun kita memproduksi asap, namun masih ditolong oleh hujan. El nino membuat kemarau tahun ini demikian panjang hingga asap menggila. Bencana nasional kabut asap membuat rakyat menjerit, aktivitas ekonomi macet dan sekolah2 libur. Hanya Jawa, Bali dan Nusa tenggara yang belum terpapar. Namun siapa yang tahu apa yang terjadi di hari2 ke depan?
Keluhan dan kekecewaan teman-teman dari pulau-pulau yang terpapar asap telah lama saya baca. Namun tak sanggup berbuat apapun. Hanya mata yang menjadi terbuka akan lemahnya negara ini dalam melindungi hutan2 yang menjadi hak rakyat dan juga makhluk hidup di dalamnya (karena manusia adalah khalifah bagi makhluk hidup lain).
Beberapa hari ke depan masyarakat di daerah rawan, terutama orang tua dan anak2 akan dievakuasi ke tempat yang lebih aman seperti kantor-kantor pemerintah. Jika manusia saja harus pindah dari rumah, saya tidak dapat membayangkan bagaimana dengan hewan2 yang habitatnya adalah hutan. Mau kemana mereka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar