Sabtu, 26 November 2016

LIMA BELAS MENIT PENUH CINTA

31 Januari 2016

Seperti biasa, istirahat dari ngajar saya ngumpul bersama para guru di kantor. Ditemani potongan kue, air mineral dan susu hangat (yang dari dulu tidak pernah saya bisa suka) kita lalui lima belas menit jeda yang begitu indah. Di sekolah, wajah-wajah itulah keluarga saya.
Tidak hanya humor yang membuat kami tertawa, bahkan masalah-masalah pun seperti berakhir indah di bibir. Yah, minimal untuk sesaat.
Berbagai karakter memenuhi ruang itu. Mulai dari yang hanya fokus makan, lebih senang ngobrol, memberi ide-ide hingga yang penuh keluh kesah. Toh semua terikat erat oleh tali kasih sayang sebagai pendidik. Kita seperti kacang, cabe, petis, sayur, buah dan lontong. Berbeda-beda namun dalam kesatuan yang enak saja di lidah.
Saya jadi membayangkan, jika saja semangat dan ikatan seperti ini dapat terwujud dalam banyak dimensi kehidupan masyarakat, alangkah hebatnya! Sembuhlah bangsa kita dari penyakit utamanya saat ini, yaitu low trust society.
Lima belas menit itu cepat sekali berlalu. Bel masuk berbunyi, semua bersiap kembali menjalani skenario. Menjadi aktor di hadapan puluhan pasang mata dan telinga yang kami cinta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar