Jumat, 18 November 2016

PESIMIS

28 Juli 2015

Nenek itu adalah penjual bunga di pasar Saronggi. Tepatnya bunga-bunga untuk ziarah. Bersamanya dalam satu kendaraan menuju Sumenep membuat telinga cukup panas. Bagaimana tidak, dengan gaya nenek-nenek cerewet tak kenal takut ia menghujat berbagai profesi seperti polisi, bupati bahkan kyai. Ia menyebut mereka sebagai "maling samar" karena tujuan utamanya hanyalah uang. Sementara penumpang lain memberinya "kompor" dan menganggap celoteh itu cukup menghibur.

Sang nenek mengatakan bahwa maling jaman sekarang adalah maling bersepatu. Tentu saya risih karena saat itu juga bersepatu. Namun pandangan pesimis pada tatanan masyarakat adalah realita saat ini.

Pandangan hidup lahir dari pengalaman sehari-hari yang bertumpuk dan mengendap dalam pikiran. Di sisi lain ia akan menuntun pendapat-pendapat dan perilaku kita. Jung menyebutnya paradigma. Mengubah paradigma amat sangat sulit, kecuali kita mau "out of the box." Mencari hidayah melalui iman, ilmu dan menghancurkan ego kebenaran diri. Insyaallah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar