Selasa, 22 November 2016

JOGJAKARTA

6 Oktober 2015

Tahun 2015 ini kembali Jogjakarta menjadi provinsi dengan indeks kejujuran tertinggi dalam pelaksanaan Ujian Nasional Indonesia. Sungguh membuat hati saya iri berat. Enam provinsi lain yang berhasil melaksanakan UNAS dengan jujur adalah daerah luar jawa.
Bagi banyak orang, terutama yang telah menganggap kejujuran telah mati, prestasi seperti itu tidak begitu membanggakan. Toh tidak menghasilkan barang atau uang bagi masyarakat. Itulah tampaknya yang membuat banyakguru, sekolah atau dinas pendidikan lebih rela mengajari siswa tidak jujur daripada kehilangan prestise dan dicap "gagal."
Saya tidak berniat mengekspos kesalahan-kesalahan. Yang ingin saya katakan adalah bagaimana kita dapat meneladani Jogjakarta untuk jujur secara akademis. Kondisi tersebut pasti berkaitan dengan paradigma dan budaya masyarakat hingga situasi politik pemerintahannya. Apakah terlalu sulit untuk dicontoh?
Seringkali saya mendengar pakar yang begitu terkesima oleh proses pendidikan di Finlandia, Jepang atau negara maju lainnya. Padahal tidak terlalu jauh, kita juga punya Jogjakarta yang saya yakin lebih realistis untuk kita jadikan rujukan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar