Minggu, 08 Juli 2018

OLEH-OLEH

11 April 2016

Salah satu kebiasaan saya jika pulang adalah membeli buku sebagai oleh-oleh. Terutama untuk Irfan yang senang membaca buku bergambar.
Siang itu saya membelikan Irfan sebuah komik sains. Karena judul yang menarik hati, saya juga mengambil sebuah buku karya Prof. Komaruddin Hidayat berjudul Penjara-penjara kehidupan.
Deru dan pengap bis ekonomi tidak saya rasakan karena nikmatnya sajian buku itu. Apalagi di telinga, melalui head set, mengalun lagu-lagu Sami Yusuf. Keindahan tulisan dan lagu menghadirkan orkestra yang teramat indah di hati dan pikiran. Menjernihkan jiwa.
Waktu berlalu. Penumpang ribut datang dan pergi, toh tidak mengganggu saya.
Jujur, saya merasa iri berat pada orang-orang seperti Prof. Komar dan Sami Yusuf. Setiap dari kita pasti memiliki pekerjaan, tapi saya rasa sangat jarang yang dapat menghasilkan karya indah berskala massal, bahkan universal.
Mereka adalah berlian-berlian peradaban. Dan sudah pasti, jalan panjang dan berat telah mereka lalui. Cuma kita, yang cenderung menyukai yang instan, tidak melihatnya.
Suasana telah menjadi sore ketika bis mulai memasuki kawasan Situbondo. Saya menuliskan status yang anda baca ini sebagai oleh-oleh yang lahir dari iri sekaligus motivasi. Walau ternyata usaha itu masih sebatas menghasilkan batu karang. Atau jika pun ada yang menganggapnya berlian, pastilah dia itu istri saya sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar