Minggu, 08 Juli 2018

DINOSAURUS

22 April 2016

Hewan-hewan ini adalah gabungan antara kenyataan dan imajinasi. Bentuk dan cerita tentang mereka adalah magnet yang sangat kuat bagi anak-anak, termasuk Irfan.
Obsesi akan hewan yang dalam bahasa Yunani artinya "kadal yang mengerikan" itu membuat suatu ketika Irfan berkata. "Cita-citaku bukan ingin jadi astronot lagi yah, aku ingin jadi Thyrex."
Hahaha! Mana mungkin manusia menjadi dinosaurus? Tapi begitulah anak-anak. Imaji mereka tak tersekat rasionalitas.
"Kenapa dinosaurus sekarang nggak ada yah?" Dengan gaya anak-anak saya harus menjelaskan bagaimana kepunahan para mahkluk penguasa bumi 65 juta tahun silam itu. Menggunakan cerita teori hantaman meteor.
Kata demi kata yang saya curahkan menerbitkan tatapan dan raut wajah irfan yang demikian penasaran. Bisa saya rasakan, bagaimana fantasinya menggema di ruang jagad raya pikirannya. Pantaslah jika Aristoteles mengatakan bahwa setiap anak terlahir sebagai filsuf.
Sayang, kepolosan anak-anak cepat menghilang. Berganti rasionalitas yang pongah. Kerusakan dan kesemerawutan kita ciptakan di permukaan bumi. Padahal kita tahu bahwa manusia hanyalah debu di ruang kosmik.
Akhirnya, salah satu hikmah berkeluarga yang saya rasakan adalah menginsyafi kembali kedekatan dan kekaguman masa kecil terhadap alam. Pada keagungan Penciptanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar