Pada hampir setiap aktivitasnya, seorang muslim membaca bismillahirrahmanirrahim, dengan keyakinan bahwasannya kasih dan sayang Allah selalu mengguyur kita. Tak ada cerita bagi kita untuk merayakan hari kasih sayang tertentu. Setiap waktu selalu penuh kasih, dari Allah dan juga harapannya antar sesama manusia.
Anehnya, Februari tanggal 14 tahun ini ternyata bermakna spesial bagi saya. Bukan karena hari kasih sayang, tapi karena Universitas Negeri Yogyakarta, yang entah kenapa memilih tanggal itu, mengadakan ujian masuk bagi mahasiswa baru.
Jantung saya berdebar-debar, bukan karena jatuh cinta lagi, tapi karena harap-harap cemas. Malam harinya sulit tidur, meski sudah mematikan lampu toh baru pukul dua bisa terlelap. Jadi mikir, beginikah kondisi mahasiswa-mahasiswa saya yang akan menghadapi ujian?
Belajar tidak harus menunggu sekolah lagi. Bagi praktisi pendidikan, belajar bisa dilakukan secara otodidak melalui berbagai jenis media dan pengalaman nyata. Kekaguman saya untuk figur seperti Kyai Idris Jauhari yang menjadikan seluruh hidupnya sebagai kampus. Namun jika sekolah lanjut bisa dilakukan tentu harus saya tempuh, minimal sebagai penyegar ingatan mengenai tugas kita di dunia belajar.
Belajar bagi Ki Hadjar dapat memanusiakan manusia. Hal itu, menurut Cak Nur, terutama disebabkan karena belajar dapat membuat kita menginsyafi betapa besarnya rahman dan rahim Allah. Karena itu belajar menjadi wajib bagi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar